Rabu, 10 Oktober 2012

Sosial Budaya dan Wawasan Kebangsaan Mari Kita Jadikan Sebagai Kekuatan Nasional




(gambar 1.1)


Kebudayaan merupakan keseluruhan cara hidup masyarakat yang perwujudannya tampak pada tingkah laku para anggotanya. Kebudayaan tercipta oleh banyak faktor organ biologis manusia, lingkungan alam, lingkungan sejarah, dan lingkungan psikologinya. Masyarakat yang berbudaya membentuk pola budaya disekitar satu atau beberapa fokus budaya. Fokus budaya dapat berupa nilai, misalnya: keagamaan, ekonomi, ideologi dan sebagainya.

Oleh karena itu pengertian Sosial Budaya, dapat dirumuskan sebagai kondisi masyarakat (bangsa) yang mempunyai nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sehingga Ketahanan di bidang Sosial Budaya yang dimaksud adalah menggambarkan kondisi dinamis suatu bangsa (masyarakat) yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan pengembangan kekuatan Nasional di dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan baik dari dalam maupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial bangsa dan negara.

Oleh karena itu, dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari segala daya dan upaya ronrongan, diperlukan Ketahanan Sosial yang meliputi segala bidang ataupun sendi. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketahanan Dibidang Sosial dan Budaya, adalah:

1. Tradisi, dimana Tradisi sosial ini pada dasarnya bersifat dinamis, karena itu nilai-nilai serta kaidah-kaidah yang tidak dapat menjawab tantangan , akan lenyap secara wajar. Sangat diperlukan untuk menghindari yang namanya sikap Tradisionalisme, yaitu sikap atau pandangan yang menuju dan mempertahankan peninggalan masa lalu secara berlebihan atau tidak wajar.

2. Pendidikan, merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap ketahanan di bidang sosial budaya. Melalui pendidikan masyarakat akan memperoleh kemampuan untuk menilai tradisi yang masih sesuai atau tidak terhadap perkembangan jaman. Pendidikan dalam arti luas ialah usaha untuk mendewasakan manusia agar dapat mengembangkan potensinya serta berperan serta secara penuh dalam menumbuhkan kehidupan sosial sesuai dengan tuntutan zaman.

3. Kepemimpinan dan Penyelenggaraan Negara

Untuk membina dan membangun masyarakat modern, diperlukan kepemimpinan nasional yang kuat dan berwibawa, dimana untuk mendukung hal tersebut ditentukan oleh banyak faktor, yaitu: Pribadi (moral, akhlak, semangat, dan akuntabilitas) dari pemimpin-pemimpin Bangsa, komitmen yang kuat dari Pemimpin, tujuan Nasional, Nilai-nilai Sosial Budaya, keadaan Sosial (masyarakat), Sistem Politik dan Ilmu Pengetahuan.

4. Tujuan Nasional, yang selalu berintikan Falsafah Negara, merupakan unsur Pengarah, Pemersatu, Pemberi Motivasi dan merupakan salah satu Identitas Nasional.

5. Kepribadian Nasional, merupakan hasil perkembangan Sejarah dan cita-cita bangsa yang dirumuskan sebagai dasar kehidupan bangsa. Kepribadian ini perlu dipupuk, dibina dan dimasyarakatkan pada setiap generasi, karena kepribadian nasional ini merupakan daya tangkal yang sangat strategis untuk menghadapi tantangan dari pengaruh asing, maupun pengaruh dari dalam, seperti Terorisme, dll.


6. TNI, POLRI bersama dengan Rakyat Semesta merupakan salah satu fungsi pemerintahan dalam menegakkan Ketahanan Nasional dengan tujuan mencapai keamanan bangsa dan negara serta keamanan hasil perjuangan. Oleh karena itu sangat banyak faktor yang menentukan berhasilnya Ketahanan Nasional kita dibidang HANKAM. Self Confidence (percaya diri sendiri) adalah sikap bangsa yang Merdeka, benar-benar merdeka, dimana ini menunjukkan bahwa Negara tersebut dapat mengurus rumah tangganya sendiri dengan baik, dan tidak tergantung kepada bantuan luar negeri, apalagi di Intervensi oleh Negara lain, dipengaruhi oleh Negara lain. Andaikan pun diperlukan, maka bantuan dari Luar Negeri itu hanyalah bersifat melengkapi (komplementer).


Tidak bergantung pada pihak lain (Self Relience), itulah motto yang harus dapat dipegang oleh Seluruh Masyarakat Indonesia saat ini. Negara kita masih tergolong negara berkembang. Pada umumnya Negara Berkembang merupakan bekas daerah jajahan dan masih dipengaruhi oleh mental Kolonial, dan masih bergantung kepada bekas penjajahnya. Kita ambil contoh mengenai Undang-Undang kita masih banyak dipengaruhi semasa kita dijajah oleh Kolonial Belanda. Ini merupakan suatu bukti bahwa kita belum dapat melepaskan diri dari pengaruh Penjajahan. DPR kita yang direncanakan harus mampu menyusun RUU (Rancangan Undang-Undang) sebanyak 70 RUU, ternyata baru 5 yang selesai, padahal tenggat waktu yang diberikan telah hampir mendekati. Ini adalah salah satu bukti sederhana betapa buruknya kinerja Pemerintah Kita. Ternyata tidak bisa kita buat Negara kita memiliki kondisi yang dinamis, dimana Kinerja yang buruk selama ini tidak bisa kita benahi dengan baik, sehingga kondisi Negara Kesatuan kita bagaikan bom waktu yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan gejolak. Oleh karena itu marilah kita di hari Ulang Tahun Negara Kita yang ke-65 ini dapat kita instrospeksi diri, dimana mata rantai yang putus dari Faktor-faktor Ketahanan Bangsa diatas yang putus, mari kita benahi, mari kita perbaiki Budaya atau kebiasaan Tradisional kita yang buruk yang tidak dapat meningkatkan kinerja maupun meningkatkan produktivitas kerja kita, seperti:

1. Absen saat bekerja, ini sudah menjadi tradisi bagi anggota DPR, saat Rapat, sangat banyak anggota DPR kita absen, lebih memilih pekerjaan lain. Hal ini terbawa-bawa sejak kecil mungkin, dimana anggota DPR kita banyak yang waktu sekolah Absen, cabut saat sekolah dan banyakan anggota DPR kita memiliki rapor merah sampai sekarang.

2. Korupsi, hal ini adalah penyakit Tradisional yang sepertinya tidak dapat diberantas, makin diberantas, makin subur Korupsi. Hal ini menandakan bahwa kita tidak sadar bahwa Budaya korupsi ini sudah menjadi Akar yang tidak dapat dibasmi, so bagaimana Implementasi dalam memberantas Korupsi ini, intinya, kesadaran sendiri dari warga negara untuk tidak berbuat korupsi, untuk tidak memberi dan menerima uang korupsi.

3. Kurang tegasnya Aparatur Negara untuk menerapkan aturan Perundang-Undangan yang diberlakukan, kurangnya Control, Sosialisasi dan Pengawasan terhadap Masyarakat.


Hmmmm, akhir kata, marilah kita di Hari Ulang Tahun ini dan di Masa Puasa Ini mampu berpikir positif dan berbuat apa yang terbaik untuk Negara ini. Merdeka…!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar