Minggu, 05 Mei 2013

Tugas Soft Skill Ilmu Budaya Dasar

PRIA PILIHANKU TAK DIRESTUI
Sebelumnya, demi Allah, ini cerita yang sesungguhnya, bukan karangan. Begini ceritanya, saya baru saja lulus dari perguruan tinggi. Setahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang laki-laki. Pendekatan kami lakukan untuk saling mengenal satu sama lain. Hingga akhirnya, kami memutuskan untuk melanjutkan hubungan kami supaya lebih dekat (“pacaran”). Niat kita berpacaran adalah, untuk ke jenjang pernikahan.
Namun, baru 3 pekan, orang tua saya, terutama ibu saya tidak setuju karena alasan harga diri kelurga. Alasannya adalah :

1. Ibu saya tidak rela jika saya mendapatkan laki-laki yang menurut beliau jelek. Secara terang-terangan, ibu saya mengatakan hal itu pada saya.

2. Nilai Indeks Prestasi saya lebih tinggi di atas pacar saya, dan oleh keluarga saya, saya dianggap lebih baik daripada pacar saya.

3. Keluarga saya berpendapat, laki-laki pilihan saya bukan pria baik-baik, karena dianggap merayu saya, sehingga saya mau menikah dengannya. Padahal, Demi Allah…, dia orang baik-baik, taat beragama, mengerti dengan baik tentang Islam, dan dari keluarga taat juga.
Akhirnya, kita berdua memutuskan untuk melanjutkan hubungan kita secara diam-diam, dan sampai saat ini masih berlanjut. Saya tahu, apa yang telah saya lakukan adalah kesalahan. Tapi, saya tetap yakin pada pendirian saya, bahwa dia memang yang terbaik buat saya. Saya berpikir tidak hanya menggunakan logika, namun menggunakan hati nurani saya.
Entah mengapa, hubungan kami yang masih berlanjut tercium oleh keluarga saya. Jelas saja, ibu saya dengan kasarnya mengancam dan mengutuk saya, “Kalau kamu masih mau belain dia, aku bukan ibumu lagi.” Tak hanya itu, ibu, bapak, adik saya juga menghina fisiknya. Saya tahu, Ridha Allah itu ada pada ridha orang tua. Namun, apakah saya sebagai anak tidak memiliki hak asasi untuk memilih dan untuk bahagia?

Pertanyaan :

1. Komentari tulisan tsb menurut anda.
2. Berikan solusi utk kasus tsb.

Jawab

Ass. perkenalkan nama saya Maulana Oktofitriadi mahasiswa universitas gunadarma kelas 4KA34.
Dalam hal ini sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Ibu Wulan tentang artikel hubungan ibu dan anak yang berselisih dan mengakibatkan hancurnya hubungan anak dengan teman dekatnya.

1. Saya berpendapat bahwa sesungguhnya perbuatan ibu dan anak ini sebenarnya tidak ada yang bisa disalahkan, di satu sisi anak mempunyai hak asasi untuk memilih pasangan hidupnya, di sisi lain orang tua melihat dari sisi Bibit, Bebet, Bobot pasangan yang dipilihnya, sehingga pada kasus ini orang tua merasa lebih memahami dalam memilih jodoh yang terbaik untuk anaknya. Kejadian seperti ini membuat Anak mengalami depresi dan stres yang mendalam, yang menyebabkan hubungan Anak dengan orang tua dan anak dengan Teman dekatnya menjadi buruk, bahkan jauh lebih buruk.

2. Solusi untuk kasus ini :

Saya berfikit bahwa ini adalah suatu kasus yang didasari dengan sifat egois dalam diri. sehingga dapat dipastikan bahwa kasus seperti ini sesuhungguhnya akan sangat merugikan dan akan berdampak besar pada runtuhnya sebuah keluarga. Oleh karena itu saya Maulana Oktofitriadi Anak Sistem Informasi kelas 4KA34 berpendapat untuk kasus seperti ini Solusi yang paling tepat adalah :

A. (Bagi Anak / Orang tua) Cobalah berbicara pada orang tua, bertukar pikiran dan berkomunikasi untuk mencari lakukan proses ini dengan kepala dingin, cari waktu dan kondisi yang tepat.

B. (Bagi Anak / Orang tua) Setelah berunding dengan orang tua, cobalah jelaskan kelebihan apabila memilih dia sebagai pasangan hidup, dan bertanya kepada mereka (orang tua) tentang pendapatnya ? (Apabila pendapat mereka masih kasar cobalah bicara di lain waktu)

C. (Bagi Anak) Ingat Kabur dari rumah bukanlah solusi yang tepat, Cari orang kepercayaan anda (Teman Dekat, Sahabat, dll) untuk mencurahkan isi hati anda dan meminta pendapat mereka. Dalam hal ini sebagai antisipasi daripada Stress dan depresi yang di alami, Karena dengan bercerita (Curhat) Akan mengurangi tingkat stress / Depresi.

D. (Bagi Anak) cobalah bertemu dengan pasangan untuk membicarakan agar sesegera mungkin memperbaiki apa yang menjadi penyebab orang tua tidak mensetujui ( Apabila dalam hal ini anda dapat dirubah, Maka kasus ini dapat mudah terselesaikan)

E. (Bagi anak) Ajaklah pasangan anda kerumah orangtua, agar (laki - laki) dapat menjelaskan tentang kelebihan yang dimilikinya, serta niatnya yang sungguh - sungguh ingin menjalin hubungan yang jauh lebih serius di depan.

F. (Bagi Orangtua) Sesungguhnya bukanlah hal yang tepat untuk melihat segala sesuatu hanya dari kulitnya saja, cobalah untuk melihat lebih dalam lagi tentang seseorang yang menjadi pilihannya (anak)

G. (Bagi Orangtua) berikanlah kesempatan bagi anak untuk membuktikan bahwa sesungguhnya dialah pilihan yang terbaik, (bagi kasus ini ketika anak dapat membuktikan hal tsb, cobalah untuk menerimanya dan hilangkan rasa gengsi sesegera mungkin orang tua meminta maaf. Sebaliknya jika anak gagal membuktikan kepada orang tuanya, maka sesungguhnya anak akan jauh lebih mengerti mengapa alasan orang tua menolak jodoh pilihan anaknya, dan sesegera mungkin ketika anak gagal, untuk memeluknya, merangkulnya agar anak tidak merasa terkucili).

H. (Bagi Anak) Pernikahan adalah sesuatu langkah yang sangat besar, sehingga berhati - hatilah dalam memilih pasangan, orang tua jelas lebih tau pasti jodoh yang paling tepat untuk anaknya. cobalah berunding dengan orang tua, Tapi apabila orang tua ternyata melihat dari sisi materi (Matre), COBALAH UNTUK KAWIN LARI !!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar